Keanekaragaman Hayati | Bahan Ajar

0

KENEKARAGAMAN HAYATI

Perhatikan lingkungan sekitar kalian. Makhluk hidup apa saja yang bisa kalian temukan disana? Apakah kalian hanya menemukan satu jenis makhluk hidup? Tentu saja tidak, bukan?
Mengapa keanekaragaman tersebut bisa terjadi?
                                                                                                         
A. Tingkat Keanekaragaan Hayati
            Dari semua makhluk hidup yang ada di dunia ini, ternyata tidak ada yang benar-benar sama dalam segala hal, sekalipun kembar identik. Berdasarkan hasil penelitian,  sidik jari untuk kembar identik pun berbeda. Hal ini membuktikan bahwa di bumi ini dihuni oleh makhluk hidup yang beraneka ragam. Penyebab keanekaragaman hayati yang luar biasa ini disebabkan oleh spesiasi, yaitu proses pemisahan satu spesies menjadi dua spesies atau lebih.
1. Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman gen adalah semua gen yang berbeda yang terkandung dalam semua individu tumbuhan, hewan, jamur, dan mikroorganisme dalam satu speseis. Semua makhluk hidup yang ada di bumi ini mempunyai kerangka dasar komponen sifat menurun yang sama. Kerangka dasar tersebut tersusun atas ribuan sampau jutaan faktor menurun yang mengatur tata cara penurunan sifat organisme. Akan tetapi, meskipun karangka dasar gen seluruh organisme sama, namun komposisi atau susunan, dan jumlah faktor dalam kerangka bisa berbeda-beda. Perbedaan inilah yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen. Berikut ini merupakan contoh keanekaragaman tingkat gen.
a. Mangga Arum Manis   
  b. Mangga Manalagi


2. Keanekaragaman Jenis
Keanekaragaman jenis menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada makhluk hidup antar jenis. Keanekaragaman spesies yang tinggi umumnya ditemukan di tempat yang jauh dari kehidupan manusia, misalnya di hutan. Beberapa jenis organisme ada yang memiliki ciri-ciri fisik yang hampir sama misalnya, tumbuhan kelompok palem (Palmae) seperti kelapa, pinang, aren, dan sawit memiliki daun berbentuk seperti pita. Namun, tumbuhan-tumbuhan tersebut merupakan spesies yang berbeda. Kenakeragaman tinhkat spesies ini terjadi melalui spesiasi. Ada dua mekanisme spesiasi, yaitu spesiasi alopatrik dan spesiasi simpatrik.
            Dalam spesiasi alopatrik, aliran gen terputus ketika satu populasi terbagi menjadi sejumlah subpopulasi yang terisolasi secara geografis. 


Gambar 2. Spesiasi alopatrik bajing antelop di ngarai Grand Canyon yang berlawanan. Bajing antelop harris (Ammospermophilus harrisi) menghuni ngarai selatan (kiri). Hanya beberapa kilometer jauhnya dari ngarai utara (kanan) hiduplah bajing antelop ekor putih (Ammospermophilus leucurus) yang berkerabat dekat dengan bajing harris.
Pada spesiasi simpatrik, spesiasi terjadi dalam populasi yang hidup di area geografis yang sama. Spesiasi simpatrik dapat terjadi, jika aliran gen berkurang akibat faktor-faktor seperti poliploidi, diferensiasi habitat, dan seleksi alam.
































4n
 



Kegagalan pembelahan sel pada suatu sel dari tumbuhan diploid yang sedang tumbuh setelah duplikasi kromosom memunculkan cabang atau jaringan lain yang tetraploid
 




Kegagalan pembelahan sel pada suatu sel dari tumbuhan diploid yang sedang tumbuh setelah duplikasi kromosom memunculkan cabang atau jaringan lain yang tetraploid
 














 













Gambar 3. Spesiasi simpatrik melalui autopoliploidi pada tumbuhan

3. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem terbentuk karena berbagai kelompok spesies menyesuaikan diri dengan lingkungannya, kemudian terjadi hubungan yang saling mempengaruhi antara satu spesies dengan spesies lain dan juga antara spesies dengan lingkungan abiotik tempat hidupnya, misalnya suhu, udara, air, tanah, cahaya matahari, dan kelembapan. Jenis organisme yang menyusun setiap ekosistem berbeda-beda. Ekosistem hutan hujan tropis, misalnya diiisi pohon-pohon tinggi berkanopi, rotan, anggrek, paku-pakuan, berbagai jenis burung, berbag jenis mamalia, dan berbagai jenis serangga.
Hasil gambar untuk hutan hujan tropisHasil gambar untuk ekosistem laut



Gambar 4.            a. Ekosistem Laut                                b. Ekosistem Hutan Hujan Tropis




B. Persebaran Hewan (Fauna) di Indonesia
            Berdasarkan letak geografisnya, wilayah Indonesia dilewati oleh dua garis khayal, yaitu Garis Wallace dan Garis Weber. Kedua garis khayal ini menyebabkan terjadinya perbedaan persebaran hewan di Indonesia. Untuk lebih memahaminya, perhatikan gambar berikut.







Gambar 5. Persebaran Hewan Indonesia
Kedua garis khayal tersebut membagi wilayah Indonesia menjadi 3 bagian, yaitu daerah di sebelah barat garis wallace, daerah di sebelah timur garis wallace, dan diantara keduanya. Ketiga daerah tersebut memiliki jenis-jenis hewan yang khas.
1. Daerah Sebelah Barat Garis Wallace
Wilayah Indonesia yang termasuk ke dalam sebelah barat garis wallace meliputi Pulau Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Daerah sebelah barat garis wallace ini memiliki curah hujan dan kelembaban yang cukup tinggi. Jenis fauna di kawasan ini memiliki kesamaan ciri dengan fauna kawasan asia (Asiatis). Ciri-ciri Fauna bagian Barat (Asiatis) diantaranya banyak mamalia berukuran besar, banyak mamalia berjenis primate, ditemukan jenis jenis burung yang warna bulunya tidak menarik, dan banyak jenis ikan air tawar.







Hasil gambar untuk fauna indonesia barat













Gambar 6. Fauna-fauna di sebelah barat garis wallace
2. Daerah Sebelah Timur Garis Weber
Hasil gambar untuk fauna indonesia timurWilayah Indonesia yang ada di sebelah timur Garis Wallace memiliki berbagai jenis fauna australian, yaitu berbagai jenis burung dengan warna bulu yang mencolok, seperti kasuari, cendrawasih, dan kakatua.




Gambar 7. Fauna-fauna di sebelah barat garis wallace

3. Daerah Peralihan (Wallacea)
            Daerah peralihan adalah daerah diantara dua garis wallace dan weber. Semakin ke timur dari garis wallace, jumlah fauna asiatis semakin berulang. Sebaliknya, semakin ke barat dari garis weber, fauna australian semakin berkurang. Daerah peralihan ditemukan hewan-hewan khas Indonesia, seperti komodo, anoa, dan babirusa.
Hasil gambar untuk fauna peralihan
Gambar 8. Fauna Peralihan Indonesia

C. Persebaran Tumbuhan (Flora) di Indonesia
            Flora Indonesia termasuk flora kawasan Malesiana yang meliputi Malesiana yang meliputi Malaysia, Filipina, Indonesia, dan Papua Nugini. Welzen dan Silk pada tahun 2009 melakukan penelitian yang menjelaskan distribusi flora Malesiana. Menurut mereka, flora malesiana terbagi menjadi flora daratan Sunda, Sahul, dan daerah tengah (wallacea).
            Flora daratan sunda antara lain tumbuhan dari famili Dipterocarpaceae, contohnya pohin kruing (Dipterocarpus applanatus) yang kayunya sering digunakan untuk bahan bangunan dan tumbuhan dari famili nepenthaceae, contohnya kantong semar (Nepenthes sp). Flora dataran sahul, antara lain sagu (Metroxylon sagu) dan tumbuhan pala (Myristica fragrans), Flora daerah tengah antara lain leda (Eucalyptus deglupta).

D. Status Kepunahan Flora Fauna di Dunia
            Kepunahanflora dan fauna bukan suatu gejala baru. Beberapa ratus tahun yang lalu, sebagian besar flora dan fauna telah berkurang karena kegiatan manusia. Namun, manusia bukan satu-satunya penyebab kepunahan flora dan fauna. Pada era ini, menusia sudah mengikuti perkembangan industrialisasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga banyak aktivitas yang tidak disadari dapat mengancam keanekaragaman hayati. Jika hal ini didiamkan, maka keanekaragaman hayati akan mengalami penurunan baik kualitas maupun kuantitasnya.
Beberapa flora dan fauna di dunia mengalami kondisi yang kritis dan bahkan banyak spesies yang sudah punah. Kategori Terancam akan Kepunahan dalam IUCN Red List berada di antara kategori Sangat Terancam akan Kepunahan dan Rentan. Beberapa kategori IUCN:
·       Punah (Extinct, EX): individu terakhir dari sebuah spesies sudah mati, atau sudah mati berdasarkan asumsi yang tidak bisa diragukan lagi, misalnya: Baiji, Beruang Atlas, Dinosaurus, Dodo, Elang Haast, Harimau Bali, Harimau Jawa, Harimau Kaspia, Harimau Tasmania, Merpati penumpang, Moa, Parkit Carolina, Sapi laut Steller, Singa laut Jepang.
·       Punah di alam liar (Extinct in the wild, EW): populasi di alam bebas tidak ada lagi, dan hanya bisa ditemui di penangkaran, misalnya: burung Alagoas Curassow, Badak Putih Utara, Katak Wyoming, Singa barbary.
·       Kritis (Critical, CR): spesies menghadapi risiko tinggi kepunahan di waktu dekat, misalnya: Harimau Siberia, Harimau Sumatra, Badak Jawa, Badak Sumatra, Jalak Bali, Arwana Asia,Rusa Bawean,Macan Tutul Jawa, Orang Utan Sumatera.[6].
·       Genting (Endangered, EN): spesies yang menghadapi risiko kepunahan sangat tinggi di waktu mendatang, misalnya: Orang utan Kalimantan, Banteng, Anoa, Macan Tutul Salju.
·       Rentan (Vulnerable, VU): spesies menghadapi risiko tinggi kepunahan pada masa depan, misalnya: Cheetah, Seladang, Babirusa. Adapun satwa Indonesia yang rentan adalah, Kasuari, Merak Hijau, dan Kakak Tua Maluku[7].
·       Risiko Rendah (Least Concern, LC): ancaman langsung bagi kelangsungan hidup spesies tidak ada, misalnya: Ayam hutan, Macan Tutul.
E. Upaya Pelestarian Keanekaragaman Hayati Indonesia
            Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk pelestarian keanekaragaman hayati dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Pelestarian Secara In Situ
            Pelestarian secara insitu adalah pelestarian keanekaragaman hayati yang dilakukan di habitat aslinya, seperti di cagar alam atau taman nasional. Pelestarian ini dilakukan pada makhluk hidup yang memerlukan habitat khusus atau makhluk hidup yang dapat menyebabkan bahaya pada makhluk hidup lainnya jika dipindahkan ke tempat lainnya.
Hasil gambar untuk taman nasional baluran
Gambar 9. Taman Nasional

2. Pelestarian secara Ex Situ
Pelestarian secara Ex situ adalah pelestarian makhluk hidup di luar habitat aslinya. Pelestarian secara ex situ dapat dilakukan  melalui cara-cara seperti pemindahan makhluk hidup di kebun koleksi, kebun raya, atau kebun binatang.
Hasil gambar untuk kebun binatang gembira loka
Gambar 10. Kebun Binatang

E. Manfaat Keanekaragaman Hayati Indonesia
1. Sumber Pangan
2. Sumber Sandang
3. Sumber Bahan Bangunan & Alat-Alat Rumah Tangga
4. Sumber Pendapatan
5. Sumber Plasma Nutfah
6. Sumber Keilmuan
7. Obat-Obatan

Posting Komentar

0Komentar

Please Select Embedded Mode To show the Comment System.*

#buttons=(Accept !) #days=(20)

Ilmu dalam website ini berguna? Learn More
Accept !